
Jatuhnya
pilihan saya kepada Nabi Muhammad dalam urutan pertama daftar Seratus
Tokoh yang berpengaruh di dunia mungkin mengejutkan sementara pembaca
dan mungkin jadi tanda tanya sebagian yang lain. Tapi saya berpegang
pada keyakinan saya, dialah Nabi Muhammad satu-satunya manusia dalam
sejarah yang berhasil meraih sukses-sukses luar biasa baik ditilik dari
ukuran agama maupun ruang lingkup duniawi.
Berasal-usul dari keluarga sederhana, Muhammad menegakkan dan
menyebarkan salah satu dari agama terbesar di dunia, Agama Islam. Dan
pada saat yang bersamaan tampil sebagai seorang pemimpin tangguh, tulen,
dan efektif. Kini tiga belas abad sesudah wafatnya, pengaruhnya masih
tetap kuat dan mendalam serta berakar.

`Umar
Ibn al-Khattab adalah khalifah kedua, dan mungkin terbesar dari semua
khalifah Islam. Dia sejaman namun lebih berusia muda ketimbang Nabi
Muhammad. Dan seperti juga Muhammad, dia kelahiran Mekkah. Tahun
kelahirannya tidak diketahui, tetapi menurut taksiran tahun-586.
Asal-muasalnya `Umar Ibn al-Khattab merupakan musuh yang paling ganas
dan beringas, menentang Muhammad dan Agama Islam habis-habisan. Tetapi,
mendadak dia memeluk agama baru itu dan berbalik menjadi pendukung
gigih. (Ini ada persamaannya yang menarik dengan ihwal St. Paul terhadap
Kristen). `Umar Ibn al-Khattab selanjutnya menjadi penasihat terdekat
Nabi Muhammad dan begitulah dilakukannya sepanjang umur Muhammad.

Mungkin
sekali, tak ada manusia dalam sejarah yang begitu luas dikagumi seperti
halnya Nabi Musa, nabi orang Yahudi. Lebih dari itu, selain
ketenarannya, juga jumlah pengikut yang memujanya secara pasti terus
meningkat sepanjang jaman. Diperkirakan Musa tenar pada abad ke-13 SM,
bersamaan sekitar masa Ramses II, dan dianggap pimpinan perpindahan
besar-besaran bangsa Israel dari Mesir, wafat tahun 1237 SM. Di masa
Musa hidup –seperti dijelaskan dalam buku Exodus– ada kelompok orang
Yahudi yang menentangnya. Tetapi, tak kurang dari lima abad lamanya Musa
diagung-agungkan oleh orang-orang Yahudi. Mendekati tahun 400 SM
kemasyhuran dan nama baiknya menyebar luas ke seluruh Eropa berbarengan
dengan Agama Nasrani. Beberapa abad kemudian Muhammad mengakui Musa
sebagai seorang nabi yang sesungguhnya, dan dengan berkembangnya Islam,
Musa menjadi pula tokoh yang dikagumi di seluruh dunia Islam (termasuk
Mesir). Kini, sesudah tiga puluh dua abad terhitung dari masa hidupnya,
Musa dihormati oleh orang Yahudi, Nasrani dan Islam sekaligus, dan
bahkan juga oleh kaum yang tak mempercayai Tuhan. Berkat kemajuan
komunikasi, dia mungkin lebih terkenal sekarang ketimbang di masa
lampau.

Pengaruh
Nabi Isa terhadap sejarah kemanusiaan begitu jelas dan begitu besar.
Rasanya tak banyak orang yang mempersoalkan apa sebab Nabi Isa berada di
tempat hampir teratas dalam daftar buku ini. Malahan, mungkin banyak
orang bertanya-tanya kenapa Isa tidak berada di tempat teratas.
Akan halnya kekristenan, tak adalah kiranya masalahnya. Dalam
perjalanan sang waktu tak syak lagi agama ini sudah peroleh pemeluk
lebih besar dari agama lain yang mana pun juga. Perlu ditegaskan
bukanlah perihal pengaruh dari pelbagai agama yang menjadi titik
perhitungan di buku ini, melainkan ihwal yang menyangkut pengaruh
perorangan. Tidaklah seperti Agama Islam, Agama Nasrani didirikan bukan
oleh seorang melainkan dua — Isa dan St. Paul — karena itu pengakuan
jasa-jasa atas perkembangan agama itu harus dibagi sama antara kedua
tokoh itu.

Filosof
Yunani kuno Plato tak pelak lagi cikal bakal filosof politik Barat dan
sekaligus dedengkot pemikiran etika dan metafisika mereka.
Pendapat-pendapatnya di bidang ini sudah terbaca luas lebih dari 2300
tahun. Tak pelak lagi, Plato berkedudukan bagai bapak moyangnya pemikir
Barat,
Plato dilahirkan dari kalangan famili Athena kenamaan sekitar tahun
427 SM. Di masa remaja dia berkenalan dengan filosof kesohor Socrates
yang jadi guru sekaligus sahabatnya. Tahun 399 SM, tatkala Socrates
berumur tujuh puluh tahun, dia diseret ke pengadilan dengan tuduhan tak
berdasar berbuat brengsek dan merusak akhlak angkatan muda Athena.
Socrates dikutuk, dihukum mati. Pelaksanaan hukum mati Socrates –yang
disebut Plato “orang terbijaksana, terjujur, terbaik dari semua manusia
yang saya pernah kenal”– membikin Plato benci kepada pemerintahan
demokratis.

Nyaris tak terbantahkan, Aristoteles seorang filosof dan ilmuwan
terbesar dalam dunia masa lampau. Dia memelopori penyelidikan ihwal
logika, memperkaya hampir tiap cabang falsafah dan memberi sumbangsih
tak terperikan besarnya terhadap ilmu pengetahuan.
Banyak ide-ide Aristoteles kini sudah ketinggalan jaman. Tetapi yang
paling penting dari apa yang pernah dilakukan Aristoteles adalah
pendekatan rasional yang senantiasa melandasi karyanya. Tercermin dalam
tulisantulisan Aristoteles sikapnya bahwa tiap segi kehidupan manusia
atau masyarakat selalu terbuka untuk obyek pemikiran dan analisa.
Pendapat Aristoteles, alam semesta tidaklah dikendalikan oleh serba
kebetulan, oleh magi, oleh keinginan tak terjajaki kehendak dewa yang
terduga, melainkan tingkah laku alam semesta itu tunduk pada hukum-hukum
rasional. Kepercayaan ini menurut Aristoteles diperlukan bagi manusia
untuk mempertanyakan tiap aspek dunia alamiah secara sistematis dan kita
mesti memanfaatkan baik pengamatan empiris dan alasan-alasan yang logis
sebelum mengambil keputusan. Rangkaian sikap-sikap ini –yang bertolak
belakang dengan tradisi, takhyul dan mistik– telah mempengaruhi secara
mendalam peradaban Eropa.

Albert
Einstein, tak salah lagi, seorang ilmuwan terhebat abad ke-20.
Cendekiawan tak ada tandingannya sepanjang jaman. Termasuk karena teori
“relativitas”-nya. Sebenarnya teori ini merupakan dua teori yang
bertautan satu sama lain: teori khusus “relativitas” yang dirumuskannya
tahun 1905 dan teori umum “relativitas” yang dirumuskannya tahun 1915,
lebih terkenal dengan hukum gaya berat Einstein. Kedua teori ini teramat
rumitnya, karena itu bukan tempatnya di sini menjelaskan sebagaimana
adanya, namun uraian ala kadarnya tentang soal relativitas khusus ada
disinggung sedikit. Pepatah bilang, “semuanya adalah relatif.” Teori
Einstein bukanlah sekedar mengunyah-ngunyah ungkapan yang nyaris
menjemukan itu. Yang dimaksudkannya adalah suatu pendapat matematik yang
pasti tentang kaidah-kaidah ilmiah yang sebetulnya relatif. Hakikatnya,
penilaian subyektif terhadap waktu dan ruang tergantung pada si
penganut. Sebelum Einstein, umumnya orang senantiasa percaya bahwa
dibalik kesan subyektif terdapat ruang dan waktu yang absolut yang bisa
diukur dengan peralatan secara obyektif. Teori Einstein
menjungkir-balikkan secara revolusioner pemikiran ilmiah dengan cara
menolak adanya sang waktu yang absolut. Contoh berikut ini dapat
menggambarkan betapa radikal teorinya, betapa tegasnya dia merombak
pendapat kita tentang ruang dan waktu.
sumber:www.google.com
0 komentar:
Posting Komentar